Berdasarkan kurikulum 2013, pada tahun ajaran 2013/2014 mata pelajaran bahasa Inggris dicabut untuk kelas satu dan kelas tiga. Nantinya, mata pelajaran ini masuk ke dalam kegiatan ekstrakurikuler, setara dengan pramuka atau unit kesehatan sekolah (UKS). Namun, kendati menjadi bagian ekstrakurikuler, bahasa Inggris disuguhkan dalam metode kreatif.
Penilaiannya lebih banyak pada pengasahan emotional quotient (EQ). Penghilangan mata pelajaran bahasa Inggris dilakukan secara bertahap. “Terakhir pada 2016/2017 baru seluruh kelas tidak ada lagi pelajaran itu sebagai mata pelajaran intrakurikuler,” ujar Septi di Balai Kota DKI Jakarta kemarin. Menurutnya, selama ini pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bidang studi tersebut menjadi mata pelajaran wajib. “Dengan kebijakan ini tidak ada lagi sekolah yang menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar pendidikan sehari-hari. Kecuali sekolah internasional,” tegasnya.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudi Mulyanto menambahkan, dengan penerapan Kurikulum 2013, selain bahasa Inggris, mata pelajaran yang ikut dihilangkan adalah pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes) serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK). ”TIK dihapus. Nantinya siswa tidak diajari dasar ilmu komputer lagi, tapi lebih ke implementasi,” ujar Taufik.
Dengan adanya perubahan ini, guru bahasa Inggris, penjaskes, TIK dituntut untuk bisa menyampaikan pelajaran sesuai dengan kebutuhan murid. Misalnya mengenalkan greeting (perkenalan) dalam bahasa Inggris. Adapun untuk guru penjaskes memberikan pengetahuan menjaga kebersihan dan makanan sehat.
Ini Alasan Bahasa Inggris dihapuskan (pak ega)
Saya kaget mendengar rumor
bahwa kurikulum bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar (SD) akan dihapus dan di
tiadakan. Motif diknas adalah agar siswa sekolah dasar (SD) lebih focus dalam
bahasa nasional dan bahasa daerah. Dan menurutnya dengan mempelajari bahasa
asing, hanya akan menjadikan mereka beban. Mungkin karena mengingat bahwa anak
anak sekarang lupa atau tidak tau atau memang sengaja meninggalkan bahasa daerah
mereka. Apa yang menyebabkan mereka meninggalkan bahasa daerah mereka? Yaitu
karena dalam lingkungannya, maupun dalam keluarga mereka selalu menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa kesehariannya. Dalam hal ini khususnya
masyarakat kota. Apakah bukannya itu baik, dengan begitu mereka akan lebih
lancar berbahasa Indonesia? Memang akan berdampak baik apabila bahasa nasional
tersebut tidak dicampur adukkan dengan bahasa daerah. Ini letak permasalahannya,
orang tua selalu mengajarkan bahasa Indonesia yang campur aduk , alias
ter-influenced dengan bahasa daerah. Yang ada bahasa nasional tersebut malah
menjadi amburadul.
Bagaimana menurut saya, apakah saya setuju dengan
adanya rencana pemerintah mengenai“Kurikulum bahasa Inggris sekola dasar
(SD)" yang akan dihapus dan ditiadakan?
1. TIDAK. Saya tidak setuju dengan rencana
penghapusan kurikulum di tingkat sekolah dasar tersebut. Alasannya akan saya
paparkan dalam penjelasan berikutnya. Berarti saya mendukung “kurikulum bahasa
Inggris di tingkat sekolah dasar (SD)” untuk tetap dijalankan?
2. TIDAK. Tetapi saya mempunyai gagasan
tersendiri menghadapi problem ini.
Saya tidak setuju jika seandainya kurikulum bahasa Inggris di
tingkat sekolah dasar (SD) di hapus, karena, Saya adalah guru bahasa Inggris SMP
dan SMA. Dan saya melihat bahwa permasalahan utama siswa SMP dan SMA (Dalam
konteks mengerjakan soal) adalah kurangnya vocabulary yang dikuasai. Ini
menyebabkan walaupun mereka sangat baik di grammar, tidak menjamin
keberhasilannya dalam mengerjakan soal (yang 90% text-based atau berbasis teks).
Untuk itu, menurut saya, di sekolah dasar itulah yang seharusnya di gembleng
sebanyak mungkin vocabulary. Dengan penguasaan vocabulary yang baik, maka
setelah mereka (siswa SD) menginjak ke bangku SMP dan SMA, mereka tidak terlalu
mengalami kesulitan yang terlalu buruk.
Disamping saya tidak setuju dengan kurikulum ditingkat sekolah dasar (SD) yang
akan di hapus, sebaliknya saya juga kurang seutuju jika kurikulum
tersebut tetap di terapkan (menggunakan metode yang salah). Selama ini, materi
yang di berikan siswa sekolah dasar (SD) adalah materi yang seharusnya mereka
pelajari di bangku SMP kelak. WOwwww…..amazing, apakah anda bisa menebak tujuan
dari maksut pembelajaran ini? Saya putar kepala 27X tetap tidak mengerti apa
maksut dan Indikator pencapaiannya. Disinilah letak kesalahan yang saya
maksutkan, bukannya saya menjelek2kan kurikulum yang diberikan pemerintah, akan
tetapi dari pada kurikulum bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar ini dihapus,
akan lebih baik jika tetap di adakan dengan catatan menerapkan system baru,
yaitu menggembleng dan menyuply sebanyak mungkin vocabulary sebagai modal mereka
kelak. Taukah anda setiap selesai ujian atau mengerjakan soal soal ujian bahasa
Inggris, saya selalu menanyakan kepada murid saya apakah ada kesulitan dalam
mengerjakannya dan apakah penjelasan saya saat menjelaskan materi ada yang tidak
dipahami, mereka selalu mengatakan “Saya tidak tau artinya kata ini pak, saya
tidak tau artinya kata itu pak, dsb”. Apakah itu artinya? Yap, mereka miskin
sekali tentang vocabulary. Ini adalah inti permasalahannya. Dan tahukah anda
bahwa tingkat vocabulary yang diberikan pada siswa SMA sudah setingkat
vocabulary yang digunakan oleh para journalist, politikus, national geoghrapic
dan bahasa tingkat dewa lainnya.
Saya sebagai seorang guru yang tidak mempunyai peran, bahkan
tidak mempunyai hak sedikitpun untuk mengutak-atik kurikulum, saya hanya bisa
menggambarkan permasalahan yang terjadi sebenarnya. Harapan saya, untuk
pemerintah sebaiknya tidak menghapuskan kurikulum bahasa Inggris di tingkat
sekolah dasar (SD) ini. Dan harapan saya untuk para orang tua adalah agar
mengerti apa yang akan dihadapi buah hatinya saat melanjutkan pendidikan ke
jenjang selanjutnya. Untuk itu, mulai dari tingkat dasar inilah, kesempatan
terbaik untuk memberikan pasokan vocabulary pada mereka. Untuk apakah
kurikulum bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar (SD)
ini akan benar benar dihapus apa tidak, saya tidak tau pasti. Semoga saja
tidak.
RIP pendidikan Indonesia
BalasHapusMemang seharusnya dihapus kecuali orang Indonesia sudah menguasai bahasa Indonesia sebaik bangsa lain menguasai bahasa nasionalnya. Ditambah lagi mental kolonialisme harus hilang dulu dari peradaban kita. Banyak orang yang bangga jika bisa bahasa Inggris sampai-sampai merendahkan mereka yang kurang bisa. Ada juga yang hobi menyerapah orang lain dalam bahasa Inggris. Ada juga wanita yang rela ditiduri bule supaya bisa belajar bahsa Inggris dengan penutur aslinya. Jadi dari segi moralitas pun memang selayaknya bahasa Inggris dihapuskan.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya adalah alumni sekolah perguruan sekolah dasar. Saya tidak setuju dengan adanya penghapusan kurikulum di Indonesia. Seperti contoh realnya. Saya ingin kuliah di luar negri tapi dengan keterbatsan saya tidak menguasai bahsa inggris. saya putuskan untuk sekolah lagi di kampung inggris, pare saat it. Jujur saya miris. Jangan lah pak/ibu @thehikarianz berfikir negatif saja anda lihat! dengan adanya anda beragumentasi bahwasannya KITA YANG INGIN MENGUASAI BAHSA ASING RELA INGIN TIDUR DNGAN ORANG BULE, ATAU BERPACARAN DENGAN ORANG BAHKAN SAMPAI NIKAH. DON'T JUDGE SOME POPLE RIGHT? YOU LOOK AT IN THE WORLD PAK/IBU. Kita bisa menguasai bahsa kita sendiri dngan komitmen tidak melupakan bahasa indonesia. ngga ada salah kita menguasai. Lah anda ini Pemikirannya jongkok ya? Coba anda berfikir rasional dan logis! Bgaimana anda melamar di perusahaan terknal tapi anda tidak memiliki skill bahsa inggris?
BalasHapusTolong kalau berkomentar yang PINTAR SEDIKIT. Yang dikatakn author blog ini bener! sampai kapan anda menguasai bahsa sendiri tpi tidak menguasai bahsa internasional. Skekarang bahsa inggris sudah tidak asing untuk dipelajari, tapi bahsa mandarin, german dsb. Kini pesaing orang yg lulusan luar negri, atau mereka yang fasih bahsa inggris.
Tolong dipikirkan pak
Indonesia di thaun 2020 sekarang sudah menjadi INTERNASIONAL OLEH NEGARA AMERIKA. ANDA KOMENTAR DI TAHUN 2019. LIHAT KE TAHUN YANG AKAN DATANG!
Jadi timpang antara anak yg sekolah di swasta dengan negri...di kota saya hampir semua sekolah swasta menerapkan bahasa inggris, jadi lulusan sd negri sangat beda nantinya ketika smp...
BalasHapus